Senin, 04 Juni 2012

INVESTIGASI KERAGAAN FISIK DAN MORFOLOGI PISANG MULU BEBE MALUKU UTARA

INVESTIGASI KERAGAAN FISIK DAN MORFOLOGI
PISANG MULU BEBE MALUKU UTARA

Yayat Hidayat, Indra H. H, Miskat R., dan H. Syahbuddin
BPTP Maluku Utara
Komplek Pertanian Kusu No. 1 Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan
email : yahidz_79@yahoo.com


ABSTRAK

Kegiatan penelitian pisang mulu bebe dimaksudkan untuk mengamati karakteristik fisik dan morfologi pisang mulu bebe di Maluku Utara yang memiliki kekhasan tersendiri, sehingga dapat dijadikan data dasar dan acuan pengembanggan selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dan investigasi mulai Februari 2009 sampai dengan Desember 2009 pada petak pengamatan yang telah disiapkan. Kemudian pengambilan data fisik dan morfologi pisang diambil dari tanaman yang telah mengalami fase reproduktif. Berdasarkan hasil pengukuran fisik, pisang mulu bebe memiliki perawakan langsing dan digolongkan kepada kelompok Musa (AA) berdasarkan ciri morfologinya. Ciri spesifik pisang mulu bebe dilihat dari bentuk buah bagian ujung, kelopak jantung, warna daging buah dan kulit buahnya.
Kata kunci : keragaan fisik, morfologi, mulu bebe, Maluku Utara


PENDAHULUAN
Pisang (Musa spp) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis penting, karena sangat digemari dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Buah pisang merupakan komoditas yang multiguna, selain berfungsi sebagai buah meja, juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk olahan. Nilai ekonomi tanaman pisang terutama terletak pada buahnya.  Secara umum, setiap 100 g daging buah pisang segar yang masak mengandung 70 g air, 1,2 g protein, 0,3 g lipid, 27 g karbohidrat, 400 mg kalium (Espino et al.,1992); 20 mg asam askorbat (vitamin C), 0,1 mg ß-karoten (vitamin A), 10 µg asam folat (Wills et al., 1989); serta sejumlah vitamin dan zat penting lainnya seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), niacin, asam pantotenat dan inositol (Espino et al., 1992; Simmonds, 1966).
Pisang mulu bebe merupakan salah satu jenis pisang olahan dan dapat pula dijadikan sebagai buah meja yang banyak dikenal di Maluku Utara. Berdasarkan informasi sampai saat ini, belum ada data yang menunjukkan bahwa pisang mulu bebe terdapat di daerah lain di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pisang mulut bebe termasuk pisang yang khas yang terdapat di Maluku Utara. Dengan kekhasannya tersebut, pengembangan pisang mulu bebe untuk dijadikan komoditas unggulan khas Maluku Utara perlu dipertimbangkan karena secara umum kondisi agroekosistem di Maluku Utara sesuai untuk tanaman pisang.
Namun demikian, sejauh ini potensi pisang mulu bebe di Maluku Utara belum dimanfaatkan dengan semestinya. Hal tersebut dapat dilihat dari pemanfaatan buah pisang mulu bebe yang banyak dimanfaatkan sebagai makanan olahan (pisang goreng) oleh sebagian kecil masyarakat, padahal prospek pengembangannya sangat luas mengingat selera masyarakat di Maluku Utara akan pisang mulu bebe sangat besar. Faktor yang mungkin menjadi penyebabnya adalah karena masih terbatasnya informasi hasil penelitian tentang pisang di Maluku Utara, khususnya pisang mulu bebe dan sistem budi dayanya masih tradisional yang hanya berorientasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.  Selain itu, sebagian besar pisang yang ditanam petani mempunyai produktivitas dan kualitas buah yang relatif masih rendah.
Informasi spesifik tentang pisang mulu bebe yang ada di Maluku Utara masih sangat terbatas, karena  informasi yang didapat baru terbatas pada opini dan pendapat publik yang mungkin masih bersifat subyektif dan belum bersifat ilmiah serta keunggulan-keungulannya tersebut masih belum terdokumentasikan dengan baik. Guna mendukung pengembangan pisang mulu bebe di Maluku Utara, perlu adanya investigasi dan eksplorasi yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data awal mengenai keragaan fisik pisang mulu bebe, sehingga hasil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan data dasar dan acuan bagi pengembangan potensi pisang  mulu bebe yang tersebar di berbagai wilayah di Maluku Utara.

METODE
Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Desember 2009 di Desa Kusu Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Metode yang digunakan yaitu dengan metode eksplorasi dan investigasi pada petak pengamatan yang telah disiapkan, di mana perlakuan yang dilaksanakan mulai dari penanaman bibit pisang  umur 2-3 bulan dengan tinggi tanaman relatif homogen antara 50-75 cm sampai kegiatan panen. Bibit tanaman pisang mulut diambil dari Desa Goal Kecamatan Sahu Timur dan Desa Akediri Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Pada kegiatan penelitian tersebut dilakukan pengamatan ukuran fisik dan morfologi pisang mulu bebe yang telah memasuki fase reproduktif dan dilakukan secara acak pada 15 sampel tanaman.
Parameter pengamatan fisik dan morfologi tanaman pisang mulu bebe yang diamati meliputi  tinggi batang (caulis), diameter batang (caulis), panjang  helaian daun (lamina), lebar helaian daun (lamina), jumlah sisir buah per tandan, jumlah jari buah per sisir, bobot buah (fructus), panjang buah (fructus), diameter buah (fructus), warna batang (caulis), kelopak jantung dan kulit buah (fructus), bentuk tangkai daun (petioles), putik (pistillum), benang sari (stamen) jantung, tangkai buah dan tangkai tandan.  Hasil pengamatan disajikan secara deskriptif dalam bentuk data fisik dan morfologis pisang mulu bebe.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ciri Fisik
Pisang termasuk keluarga musaceae, salah satu anggota ordo scitamineae. Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis tanaman lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang (bonggol), batang semu, bunga, dan buah. Data hasil pengamatan ukuran fisik pisang mulu bebe diambil dari tipe agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim kering pada ketinggian tempat 0-3 m di atas permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1500-2000 mm/tahun, pH tanah 5,5 - 6,5 berdasarkan data pengujian  PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering). Adapun data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rerata ukuran fisik pisang Mulu Bebe di Maluku Utara
Pengamatan
Keterangan (rerata)
Tinggi batang/caulis (cm)
166,40 
+ 16,96
Diameter batang/ caulis  (cm)
10,01
+   4,01
Panjang helaian daun/lamina (cm)
120,13
+ 15,96
Lebar helaian daun/lamina (cm)
44,87
+   4,69



Jumlah sisir/tandan
3,40
+  0,51
Jumlah buah(fructus)/sisir
11,73
+  0,96
Bobot buah/ fructus (g)
97,29
+  3,24
Panjang buah/ fructus (cm)
14,67
+  0,98
Diameter buah/ fructus (cm)
3,74
+  0,69
Pada umumnya karakteristik ukuran fisik pisang mulu bebe memiliki tinggi batang rerata 166,40 cm dengan diameter batang 10,01 cm. Rerata panjang daun adalah 120,13 cm dengan lebar 44,87 cm. Panjang buah rerata adalah 13,8 cm, dengan diameter 3,4 cm.  Berdasarkan data ukuran fisik tersebut ternyata ada kecenderungan tanaman pisang mulu bebe yang memiliki postur yang besar (tinggi dan diameter batang) berbanding lurus dengan buah yang dihasilkan. Jadi makin tinggi dan besar batang pisang mulu bebe, semakin berat bobot buah pisang yang dihasilkan.
Potensi hasil pisang mulu bebe per hektar juga dapat ditentukan dari indikator-indikator yang terdapat data pada Tabel 1. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kerapatan pisang mulu bebe 1120 tanaman per hektar, sehingga potensi hasil yaitu sebesar 4,35 ton/ha dengan asumsi setiap batang pisang mulu bebe menghasilkan rerata 3,40 sisir buah setiap tandan, dengan rerata 11,73 buah per sisirnya dan bobot buah rerata  97,29 g per buah.

Morfologi Tanaman Pisang Mulu Bebe                                                                       
Morfologi tanaman pisang mulu bebe tampak jelas melalui batangnya yang berlapis-lapis. Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan air (sukulenta) sehingga lebih tepat disebut batang semu (pseudostem). Daun pisang mulu bebe berwarna hijau muda. Lembaran daun (lamina) pisang tidak terlalu lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu (gedebog). Data pengamatan morfologi tanaman pisang mulu bebe disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Data morfologi tanaman pisang Mulu Bebe
Pengamatan
Keterangan
Warna batang/caulis
Hijau muda keputihan dengan bintik merah marun dan hitam 
Rongga tangkai daun/petioles
Berbentuk setengan lingkaran, ujung tangkai tegak, bersayap halus
Putik/pistillum
Bergelombang di ujung dan berwarna krem
Benang sari/stamen
Berwarna kuning muda
Kelopak jantung
Bulat melebar, mengerucut dari dasar ke ujung, dominan berwarna hijau muda dengan  ungu  kecoklatan
Ujung kelopak jantung
Lancip
Warna dalam kelopak jantung
Hijau muda dengan ungu kecoklatan
Tempat melekat pada batang/caulis
Jelas
Warna kulit buah (fructus) matang
Hijau muda ke kuning-kuningan
Warna buah (fructus) matang
Kuning kemerahan (oranye)
Tangkai buah
Pendek
Tangkai tandan
Panjang, berbulu halus dan rapat (villosus)

Hasil pengamatan terhadap ciri morfologi batang, daun dan jantung tanaman pisang mulu bebe menurut  Simmonds (1966) disajikan pada Tabel 2. Morfologi tanaman pisang merupakan sifat genetis yang dimiliki oleh setiap jenis pisang. Faktor lingkungan, termasuk ketinggian tempat, lebih mempengaruhi ukuran fisik tanaman pisang dibandingkan pengaruhnya terhadap ciri morfologinya. 
Data morfologi ini dimaksudkan sebagai alat pengenal bagi tanaman pisang mulu bebe, yang dapat membedakannya dari jenis Musa yang lain. Berdasarkan kunci determinasi yang dibuat oleh Stover dan Simmond (1987), pisang mulu bebe mempunyai ciri morfologis daun dan perawakan serta ukuran buah yang menunjukkan bahwa pisang tersebut mempunyai genom AA  berdasarkan ciri ini, menurut kunci determinasi yang dibuat Jumari dan Pudjoaorinto (2000), maka pisang mulu bebe termasuk dalam group AA.
Tabel 3.    Penentuan asal genom berdasarkan morfologi daun dan peawakan pisang Mulu Bebe
Karakter
Pisang genom AA menurut Stover dan Simmond (1987)
Pisang Mulu Bebe
-        Tepi tangkai daun melebar bersayap atau membuka tegak
-        Daun cenderung tegak (sudut kerebahan < 30o)
-        Ukuran buah pendek (2-3 x p/l)
-        Perawakan tumbuhan langsing, pendek (< 250 cm)
-        Tepi tangkai melebar dan bersayap
-        Daun cenderung tegak  (sudut kerebahan < 30o)
-        Ukuran buah pendek (3-4 x p/l)
-        Perawakan tumbuhan langsing, pendek (rerata tinggi batang 166,40 cm)


Ciri Spesifik

Secara fisik buah pisang mulu bebe juga memiliki ciri khas tersendiri, di antaranya bentuk buah yang khas, di mana bagian buah besar dibagian pangkal dan semakin ke ujung mengecil /mengerucut. Berdasarkan hasil pengamatan penamaan pisang mulu bebe dikaitkan dengan bentuk kelopak jantung pisang yang terbuka pada waktu reproduksi yang menyerupai mulut bebek, sehingga pisang ini dinamakan pisang mulu bebe. Sedangkan berdasar opini masyarakat, penamaan pisang mulu bebe dikaitkan dengan bentuk buah pada bagian ujungnya yang menyerupai mulut bebek.

Dilihat warna daging buah matang pisang mulu bebe yang berwarna kuning  kemerahan (oranye), mengindikasikan kandungan vitamin C nya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pisang yang lainnya. Hal tersebut juga dipertegas dari rasa buahnya yang sedikit masam pada waktu matang. Kulit buah pisang mulu bebe termasuk ciri khas tersendiri, di mana pada waktu kulit buah yang sudah tua dikupas, kulit buah tersebut mudah mengelupas sampai ke ujung buahnya.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Secara fisik pisang mulu bebe memiliki perawakan yang langsing dengan rerata tinggi batang 166, 40 cm dengan diameter batang 10,01 cm.
2.    Berdasarkan ciri morfologi yang diamati, pisang mulu bebe lebih mencirikan pisang dari kelompok  Musa (AA).
3.    Pisang mulu bebe mempunyai ciri spesifik, yaitu : bentuk buah yang khas, besar di bagian pangkal dan semakin mengerucut ke ujung, kelopak jantung yang sudah terbuka menyerupai mulut bebek, kulit buah yang tua mudah dikupas dan daging buah masak berwarna kuning kemerahan (oranye), sedikit terasa asam dan mengkal.

DAFTAR PUSTAKA

Espino,R.R.C., S.H. Jamaluddin, B. Silayoi, and R.E. Nasution, 1992. Musa L (Edible Cultivars). P:225-233. In Verheij, E.W.M., and R.e. Coronel (Eds). Edible Fruits and Nuts. Plant Resources of South-East Asia No. 2. PROSEA, Bogor.

Jumari dan A. Pudjoarinto. 2000. Kekerabatan Fenetik Kultivar Pisang di Jawa. Biologi 2 (9): 531-542

Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.

Simmonds, N.W., 1966.  Banana. 2ndEd. Longman, London.

Stover R.H. & Simmonds N. W. 1987. Banana. Longman Scientific and Technical, UK.

1 komentar: