Senin, 04 Juni 2012

PTT PADI SAWAH

PTT PADI SAWAH

Memilih Benih Yang Baik  
- Untuk memilih benih yang baik gunakan larutan ZA atau laruta garam 3% dengan perbandingan 1 kg ZA dilarutkan dengan 3 liter air, atau 30 gram garam dalam 1 liter air. Jumlah benih yang dimasukkan disesuaikan dengan volume larutan ZA atau garam (lihat gambar). Benih yang mengambang/mengapung dibuang. 
- Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, perlakukan benih dengan pestisida fipronil (Regent) 50 ST yang juga dapat membantu mengendalikan keong mas. Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, perlakukan benih dengan pestisida fipronil (Regent) 50 ST yang juga dapat membantu mengendalikan keong mas.
Persemaian

- Pilih lokasi yang terbaik agar persemaian mudah diairi dan mudah pula air dibuang, tidak ternaungi, dan jauh dari lampu.L
- Luas persemaian kira-kira 4% atau 1/25 dari luas pertanaman. 
- Bajak hingga tanah melumpur dengan baik.
- Lebar persemaian 1,0 – 1,2 m dan panjangnya sesuai petakan, antara 10-20 m.
- Tambahkan sekam padi atau bahan organik atau campuran keduanya 2 kg/m2 persemaian untuk menggemburkan tanah, memudahkan pencabutan bibit, dan mengurangi kerusakan bibit dan akar. 
- Taburkan benih yang telah direndam dan dikering anginkan secara merata di bedeng persemaian.
- Untuk memperoleh bibit yang kuat, berikan 20-40 gram urea per meter persegi persemaian pada saat tabur benih.

Cara dan Tata Tanam
1. Tanam Pindah (Tapin) dengan Sistem Tegel ;
· Gunakan bibit (2-3 bibit/rumpun) berumur 15-20 hari.
Jarak tanam disesuaikan dengan varietas dan
kesuburan tanah (20x20 cm; 22,5x22,5 cm; atau 25x25 cm).
2. Tapin—Jajar Legowo 2:1 dan 4:1 ;
Contoh Legowo 2:1 (40x20x10 cm): Cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong. Jarak antar baris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit.Untuk legowo 2:1, populasi tanaman tudak berubah (sama dengan 20x20 cm).

Pengairan Berselang
Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian, caranya:
· Tanam bibit dalam kondisi sawah macak-macak.
· Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari.
· Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari).
· Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm.
· Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan.
Sejak keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan.

Pemupukan
1. Pemupukan N dengan BWD atau PUTS.
2. Pemupukan P dan K didasarkan analisis tanah dan uji petak omisi.
Bahan Organik, yaitu bahan yang berasal dari limbah tanaman, kotoran hewan atau hasil pengomposan seperti kotoran sapi, kotoran ayam, jerami atau sisa tanaman lain, pupuk hijau dan hasil pangkasan tanaman kacang-kacangan. Cara penggunaan bahan organik dengan menebar merata di atas hamparan sawah, dua minggu sebelum pengolahan tanah. Kadang-kadang jerami padi dibiarkan dulu melapuk langsung di sawah selama satu musim. Kombinasikan penggunaan pupuk organik dan anorganik agar dapat diperoleh hasil dan keuntungan yang tinggi.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Strategi pengendalian yaitu :
1. Gunakan varietas tahan.
2. Tanam tanaman yang sehat, termasuk pengendalian dari aspek kultur teknis seperti :
· Pola tanam tepat,
· Pergiliran tanaman,
· Kebersihan tanaman,
· Waktu tanam yang tepat,
· Pemupukan yang tepat,
· Penglolaan tanah dan irigasi,
· Tanam tanaman perangkap untuk mengendalikan tikus.
3. Pengamatan berkala di lapang.
4. Pemanfaatan musuh alami, seperti : pemangsa (predator), misalnya laba-laba.
5. Pengendalian secara mekanik, seperti :
· Menggunakan alat atau mengambil dengan tangan,
· Menggunakan pagar,
· Menggunakan perangkap.
6. Pengendalian secara fisik, seperti : menggunakan lampu perangkap.
7. Penggunaan pestisida hanya bila diperlukan dengan : insektisida, fungisida dan molusida.
Penyiangan, dilakukan dengan mencabut gulma (rumput=tumbuhan pengganggu) dengan tangan, menggunakan alat gosrok atau landak, atau menggunakan herbisida.

 Panen dan Pasca Panen
Panen pada waktu yang tepat :
1. Perhatikan umur tanaman,
2. Hitung sejak padi mulai berbunga, biasanya panen jatuh pada 30-35 hari setelah padi berbunga,
3. Jika 95% malai menguning, segera panen.

Panen dan perontokan :
1. Gunakan alat sabit bergerigi/mesin panen,
2. Potong pada bagian tengah/atas bila dirontok dengan power threser, 
3. Potong bagian bawah rumpun, jika perontokan dilakukan dengan pedal threser,
4. Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang atau berserakan,

Pengeringan :
1. Jemur gabah di atas lantai jemur,
2. Ketebalan gabah 5-7 cm,
3. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali,
4. Pada musim hujan, gunakan pengering buatan,
5. Pertahankan suhu pengering 42 °C untuk mengeringkan benih,
6. Pertahankan suhu pengering 50 °C untuk gabah konsumsi,

Penggilingan dan Penyimpanan :
1. Untuk memperoleh beras dengan kualitas tinggi, perhatikan waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%),
2. Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik,
3. Simpan gabah pada kadar air kurang dari 14% untuk konsumsi dan kurang dari 13% untuk benih,
4. Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air mencapai 12-14%,
5. Sebelum digiling, gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar