Senin, 04 Juni 2012

PTT PADI GOGO

Pengembangan PTT Padi Gogo
Secara umum komponen utama pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi gogo adalah;
· Penggunaan varietas unggul dan penerapan rotasi varietas,
· Penambahan bahan organik tanah dan konservasi tanah,
· Pemupukan berimbang,
· Usaha efisiensi pemupukan dengan system tanam jajar legowo, cara pemupukan dengan larikan serta waktu pemupukan yang tepat,

Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah sebaiknya dilkakukan 2 kali; (1) Dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadinya hujan pertama yang dapat melembabkan tanah, (2) Saat menjelang tanam.
Cara pengolahan tanah dapat dengan dicangkul, atau menggunakan traktor/ternak secara disingkal. Selanjutnya lahan dibiarkan. Bila sudah turun hujan kontinu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam.

Konversi Tanah dan Air
Kawasan lahan kering yang dapat dikembangkan untuk budidaya tanaman pangan adalah pada kemiringan kurang dari 15%. Tindakan konservasi tanah yang berupa pembuatan teras bangku atau teras gulud, dan budidaya lorong (alley cropping) serta penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun (konservasi vegetative) sangat dianjurkan.
Selain di daerah datar sampai kemiringan <15%, padi gogo dapat diusahakan sebagai tanaman tumpang sari (interculture) pada tanaman perkebunan dan hutan tanaman industry (HTI) muda. Batasan umum penanaman padi gogo sebagai tanaman pokok mencapai sekitar 50% atau umur tanaman pokok 2-3 tahun, tergantung jarak tanam tanaman pokok.

Penggunaan Varietas Unggul
Varietas unggul mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan jenis tanah setempat,
2. Cita rasa nasi disenangi dan memiliki harga yang tinggi di pasar lokal,
3. Potensi hasil tinggi,
4. Tahan terhadap hama dan penyakit,
5. Tahan rebah.
Jika dicermati varietas lokal dan varietas unggul memiliki kelebihan dan kekurangan seperti berikut :
 
Varietas Unggul
Varietas Lokal
Hasil tinggi (5-6 ton/ha)
Tanaman pendek
Daun tegak
Jumlah malai sedang-banyak (14-20)
Tahan rebah
Tanggap terhadap pupuk
Umur genjah (105-125 hari)
Rasa nasi sedang/enak/beraroma
Belum tentu cocok untuk semua lingkungan
Hasil rendah (3-5 ton/ha)
Tanaman tinggi
Daun terkulai
Jumlah malai sedikit (5-10)

Tanaman mudah rebah
Kurang tanggap terhadap pupuk
Umur panjang (150-180 hari)
Rasa nasi biasanya enak, beraroma
Beradaptasi baik pada lingkungan setempat

















Penanaman
Kegiatan tanam baru dapat dilakukan, bila curah hujan sudah cukup stabil dan mencapai sekitar 600 mm/dekade (10 hari). Pada beberapa lokasi juga ada petani yang menanam padi gogo dengan sistem awu-awu, dimana benih padi gogo ditanam pada kondisi tanah masih kering. Cara tanamnya menggunakan alat bantu tugal. Benih ditanam sedalam 5 cm (cukup dalam untuk menghindari binatang semut, dll), kemudian ditutup dan dibiarkan seperti menyimpan benih di dalam tanah.
Bila curah hujan turun kontinu, benih padi akan tumbuh dan tumbuhnya benih lebih dahulu dibanding benih gulma atau relatif bersamaan. Keuntungan cara tanam ini, adalah persaingan dengan gulma lebih ringan disbanding cara tanam biasa.
Penanaman sebaiknya menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan jarak (30x20x10) cm, 3-5 butir/lubang. Pelaksanaan dibantu dengan alat semacam caplakan untuk padi sawah. Alat tersebut mempunyai 4 titik/mata yang berjarak 20 cm dan 30 cm dan ditambah 2 titik paku yang berjarak 15 cm dari titik/mata caplakan paling pinggir. Ketinggian titik/mata caplakan sekitar 6-7 cm, dengan ketinggian tersebut pada saat operasional penggunaan alat akan membentuk 4 larikan dengan kedalaman sekitar 4-5 cm dan dua garis paling pinggir sebagai panduan untuk operasional alat selanjutnya. Selanjutnya benih ditanam dalam larikan dengan jarak antar titik 10 cm sebanyak 3-5 butir/ titik. Setelah tanam benih, larikan yang sudah berisi benih ditutup lagi dengan tanah yang terkuak pada saat dilarik.

Pemupukan
Tingkat kesuburan lahan kering umumnya lebih kurus dibanding lahan sawah, pada pihak lain kelembaban tanah juga cukup membatasi serapan hara oleh tanaman. Kunci keberhasilan pengelolaan lahan kering adalah bagaimana mempertahankan atau meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Fungsi bahan organik tanah adalah menyangga air dan hara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu, kandungan bahan organik yang tinggi akan memudahkan dalam  pengolahan tanah karena struktur tanah menjadi lembut/remah dan pertumbuhan mikroorganisme menjadi lebih baik serta pertumbuhan akar juga lebih optimal.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Waktu pemupukan juga memerlukan perhatian khusus, dimana bila lahan dalam kondisi kering pemupukan tidak dapat dilakukan harus menunggu sampai kondisi lahan menjadi lembab.

Pemeliharaan
Untuk keberhasilan pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah berurutan minimal 4 bulan atau setiap minggu turun hujan yang tidak menyebabkan tanaman menjadi stress kekurangan air. Gangguan organisme dan pengganggu tanaman (OPT) pada pertanaman padi gogo hampir sama dengan pertanaman padi di lahan irigasi.
Untuk mengurangi penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pylicularia grisea perlu dipilih varietas yang tahan dan sistem tanam multi varietas agar penyebarannya dapat dikurangi.
Sedangkan untuk hama wereng dan beberapa penyakit tertentu juga perlu digunakan varietas yang tahan. Bila perlu, untuk mengurangi serangan hama dapat dilakukan dengan aplikasi pestisida.
Untuk memudahkan cara pengendalian gulma sebaiknya menggunakan sistem tanam jajar legowo (20x10x30) cm. Pada bagian lorong yang luas (30 cm) penyiangan gulma dapat menggunakan cangkul dan pada bagian yang sempit (20 cm) dapat menggunakan koret. Pada bagian yang sempit juga dapat digunakan untuk larikan pupuk dasar dan susulan pertama. Selanjutnya tanaman cepat menutup dan penyiangan susulan hanya pada lorong yang lebar.

Panen dan Pasca Panen
Pelaksanaan panen dilakukan bila lebih dari 95% gabah telah menguning. Tanaman padi gogo dapat dipanen pada umur 110-130 hari tergantung varietasnya. Cara panen varietas lokal umumnya berikut malainya dengan menggunakan ani-ani atau ketam. Untuk varrietas unggul, biasanya sistem babat bawah, kemudian digebot seperti panen padi sawah biasa.
Sisa jerami padi sebaiknya dapat dijadikan mulsa atau ditumpuk pada lokasi tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar