INVESTIGASI KERAGAAN FISIK
DAN MORFOLOGI
PISANG MULU BEBE MALUKU UTARA
Yayat Hidayat, Indra H. H, Miskat R.,
dan H. Syahbuddin
BPTP
Maluku Utara
Komplek
Pertanian Kusu No. 1 Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan
email
: yahidz_79@yahoo.com
ABSTRAK
Kegiatan penelitian pisang mulu
bebe dimaksudkan untuk mengamati karakteristik fisik dan morfologi pisang mulu
bebe di Maluku Utara yang memiliki kekhasan tersendiri, sehingga dapat
dijadikan data dasar dan acuan pengembanggan selanjutnya. Penelitian ini
menggunakan metode eksplorasi dan investigasi mulai Februari 2009 sampai dengan
Desember 2009 pada petak pengamatan yang telah disiapkan. Kemudian pengambilan
data fisik dan morfologi pisang diambil dari tanaman yang telah mengalami fase
reproduktif. Berdasarkan hasil pengukuran fisik, pisang mulu bebe memiliki
perawakan langsing dan digolongkan kepada kelompok Musa (AA) berdasarkan ciri morfologinya.
Ciri spesifik pisang mulu bebe dilihat dari bentuk buah bagian ujung, kelopak
jantung, warna daging buah dan kulit buahnya.
Kata kunci : keragaan fisik, morfologi, mulu bebe, Maluku
Utara
PENDAHULUAN
Pisang (Musa spp) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki
nilai ekonomis penting, karena sangat digemari dan mempunyai nilai gizi yang
sangat tinggi. Buah pisang merupakan komoditas yang multiguna, selain berfungsi
sebagai buah meja, juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk olahan. Nilai ekonomi tanaman pisang terutama terletak pada
buahnya. Secara umum, setiap 100 g
daging buah pisang segar yang masak mengandung 70 g air, 1,2 g protein, 0,3 g
lipid, 27 g karbohidrat, 400 mg kalium (Espino et al.,1992); 20 mg asam
askorbat (vitamin C), 0,1 mg ß-karoten (vitamin A), 10 µg asam folat (Wills et
al., 1989); serta sejumlah vitamin dan zat penting lainnya seperti thiamin
(vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), niacin, asam
pantotenat dan inositol (Espino et al., 1992; Simmonds, 1966).
Pisang mulu bebe merupakan
salah satu jenis pisang olahan dan dapat pula dijadikan sebagai buah meja yang
banyak dikenal di Maluku Utara. Berdasarkan informasi sampai saat ini, belum
ada data yang menunjukkan bahwa pisang mulu bebe terdapat di daerah lain di
Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pisang mulut bebe termasuk pisang
yang khas yang terdapat di Maluku Utara. Dengan kekhasannya tersebut,
pengembangan pisang mulu bebe untuk dijadikan komoditas unggulan khas Maluku
Utara perlu dipertimbangkan karena secara umum kondisi agroekosistem di Maluku
Utara sesuai untuk tanaman pisang.
Namun demikian, sejauh ini
potensi pisang mulu bebe di Maluku Utara belum dimanfaatkan dengan semestinya.
Hal tersebut dapat dilihat dari pemanfaatan buah pisang mulu bebe yang banyak
dimanfaatkan sebagai makanan olahan (pisang goreng) oleh sebagian kecil
masyarakat, padahal prospek pengembangannya sangat luas mengingat selera
masyarakat di Maluku Utara akan pisang mulu bebe sangat besar. Faktor yang
mungkin menjadi penyebabnya adalah karena masih terbatasnya informasi hasil
penelitian tentang pisang di Maluku Utara, khususnya pisang mulu bebe dan
sistem budi dayanya masih tradisional yang hanya berorientasi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Selain itu, sebagian besar
pisang yang ditanam petani mempunyai produktivitas dan kualitas buah yang
relatif masih rendah.
Informasi spesifik tentang
pisang mulu bebe yang ada di Maluku Utara masih sangat terbatas, karena informasi yang didapat baru terbatas pada
opini dan pendapat publik yang mungkin masih bersifat subyektif dan belum
bersifat ilmiah serta keunggulan-keungulannya tersebut masih belum
terdokumentasikan dengan baik. Guna mendukung pengembangan pisang mulu bebe di
Maluku Utara, perlu adanya investigasi dan eksplorasi yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi dan data awal mengenai keragaan fisik pisang mulu bebe,
sehingga hasil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan data dasar dan acuan
bagi pengembangan potensi pisang mulu
bebe yang tersebar di berbagai wilayah di Maluku Utara.
METODE
Kegiatan penelitian
dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Desember 2009 di Desa Kusu Kecamatan
Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Metode yang digunakan yaitu dengan metode
eksplorasi dan investigasi pada petak pengamatan yang telah disiapkan, di mana
perlakuan yang dilaksanakan mulai dari penanaman bibit pisang umur 2-3 bulan dengan tinggi tanaman relatif
homogen antara 50-75 cm sampai kegiatan panen. Bibit tanaman pisang mulut
diambil dari Desa Goal Kecamatan Sahu Timur dan Desa Akediri Kecamatan Jailolo
Kabupaten Halmahera Barat. Pada kegiatan penelitian tersebut dilakukan
pengamatan ukuran fisik dan morfologi pisang mulu bebe yang telah memasuki fase
reproduktif dan dilakukan secara acak pada 15 sampel tanaman.
Parameter pengamatan fisik
dan morfologi tanaman pisang mulu bebe yang diamati meliputi tinggi batang (caulis), diameter batang (caulis),
panjang helaian daun (lamina), lebar helaian daun (lamina), jumlah sisir buah per tandan,
jumlah jari buah per sisir, bobot buah (fructus),
panjang buah (fructus), diameter buah
(fructus), warna batang (caulis), kelopak jantung dan kulit buah (fructus), bentuk tangkai daun (petioles), putik (pistillum), benang sari (stamen)
jantung, tangkai buah dan tangkai tandan.
Hasil pengamatan disajikan secara deskriptif dalam bentuk data fisik dan
morfologis pisang mulu bebe.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Ciri
Fisik
Pisang
termasuk keluarga musaceae, salah
satu anggota ordo scitamineae.
Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis tanaman
lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang (bonggol), batang semu, bunga,
dan buah. Data hasil pengamatan ukuran fisik pisang mulu bebe diambil dari tipe
agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim kering pada ketinggian tempat
0-3 m di atas permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1500-2000 mm/tahun, pH
tanah 5,5 - 6,5 berdasarkan data pengujian
PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering). Adapun data hasil pengamatan
disajikan pada Tabel 1.
Tabel
1. Rerata ukuran fisik pisang Mulu Bebe di Maluku Utara
Pengamatan
|
Keterangan
(rerata)
|
|
Tinggi batang/caulis (cm)
|
166,40
|
+
16,96
|
Diameter batang/ caulis (cm)
|
10,01
|
+ 4,01
|
Panjang helaian daun/lamina (cm)
|
120,13
|
+
15,96
|
Lebar helaian daun/lamina (cm)
|
44,87
|
+ 4,69
|
Jumlah sisir/tandan
|
3,40
|
+ 0,51
|
Jumlah buah(fructus)/sisir
|
11,73
|
+ 0,96
|
Bobot buah/ fructus (g)
|
97,29
|
+ 3,24
|
Panjang buah/ fructus (cm)
|
14,67
|
+ 0,98
|
Diameter buah/ fructus (cm)
|
3,74
|
+ 0,69
|
Pada umumnya karakteristik ukuran fisik
pisang mulu bebe memiliki tinggi batang rerata 166,40 cm dengan diameter batang
10,01 cm. Rerata panjang daun adalah 120,13 cm dengan
lebar 44,87 cm. Panjang buah rerata adalah 13,8 cm, dengan diameter 3,4
cm. Berdasarkan data ukuran fisik
tersebut ternyata ada kecenderungan tanaman pisang mulu bebe yang memiliki
postur yang besar (tinggi dan diameter batang) berbanding lurus dengan buah
yang dihasilkan. Jadi makin tinggi dan besar batang pisang mulu bebe, semakin
berat bobot buah pisang yang dihasilkan.
Potensi
hasil pisang mulu bebe per hektar juga dapat ditentukan dari
indikator-indikator yang terdapat data pada Tabel 1. Dengan jarak tanam 3 x 3
m, kerapatan pisang mulu bebe 1120 tanaman per hektar, sehingga potensi hasil
yaitu sebesar 4,35 ton/ha dengan asumsi setiap batang pisang mulu bebe
menghasilkan rerata 3,40 sisir buah setiap tandan, dengan rerata 11,73 buah per
sisirnya dan bobot buah rerata 97,29 g
per buah.
Morfologi Tanaman Pisang Mulu Bebe
Morfologi
tanaman pisang mulu bebe tampak jelas melalui batangnya yang berlapis-lapis.
Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan
air (sukulenta) sehingga lebih tepat
disebut batang semu (pseudostem).
Daun pisang mulu bebe berwarna hijau muda. Lembaran daun (lamina) pisang tidak terlalu lebar dengan urat daun utama menonjol
berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu
(gedebog). Data pengamatan morfologi tanaman pisang
mulu bebe disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data morfologi tanaman
pisang Mulu Bebe
Pengamatan
|
Keterangan
|
Warna batang/caulis
|
Hijau muda keputihan dengan
bintik merah marun dan hitam
|
Rongga tangkai daun/petioles
|
Berbentuk setengan lingkaran,
ujung tangkai tegak, bersayap halus
|
Putik/pistillum
|
Bergelombang di ujung dan
berwarna krem
|
Benang sari/stamen
|
Berwarna kuning muda
|
Kelopak jantung
|
Bulat melebar, mengerucut dari
dasar ke ujung, dominan berwarna hijau muda dengan ungu
kecoklatan
|
Ujung kelopak jantung
|
Lancip
|
Warna dalam kelopak jantung
|
Hijau muda dengan ungu
kecoklatan
|
Tempat melekat pada batang/caulis
|
Jelas
|
Warna kulit buah (fructus) matang
|
Hijau muda ke kuning-kuningan
|
Warna buah (fructus) matang
|
Kuning kemerahan (oranye)
|
Tangkai buah
|
Pendek
|
Tangkai tandan
|
Panjang, berbulu halus dan
rapat (villosus)
|
Hasil
pengamatan terhadap ciri morfologi batang, daun dan jantung tanaman pisang mulu bebe menurut
Simmonds (1966) disajikan pada Tabel 2. Morfologi tanaman pisang
merupakan sifat genetis yang dimiliki oleh setiap jenis pisang. Faktor
lingkungan, termasuk ketinggian tempat, lebih mempengaruhi ukuran fisik tanaman
pisang dibandingkan pengaruhnya terhadap ciri morfologinya.
Data
morfologi ini dimaksudkan sebagai alat pengenal bagi tanaman pisang mulu bebe,
yang dapat membedakannya dari jenis Musa yang lain. Berdasarkan kunci
determinasi yang dibuat oleh Stover dan Simmond (1987), pisang mulu bebe
mempunyai ciri morfologis daun dan perawakan serta ukuran buah yang menunjukkan
bahwa pisang tersebut mempunyai genom AA
berdasarkan ciri ini, menurut kunci determinasi yang dibuat Jumari dan
Pudjoaorinto (2000), maka pisang mulu bebe termasuk dalam group AA.
Tabel
3. Penentuan asal genom berdasarkan
morfologi daun dan peawakan pisang Mulu Bebe
Karakter
|
|
Pisang
genom AA menurut Stover dan Simmond (1987)
|
Pisang
Mulu Bebe
|
-
Tepi tangkai daun
melebar bersayap atau membuka tegak
-
Daun cenderung
tegak (sudut kerebahan < 30o)
-
Ukuran buah pendek
(2-3 x p/l)
-
Perawakan tumbuhan
langsing, pendek (< 250 cm)
|
-
Tepi tangkai
melebar dan bersayap
-
Daun cenderung
tegak (sudut kerebahan < 30o)
-
Ukuran buah pendek
(3-4 x p/l)
-
Perawakan tumbuhan
langsing, pendek (rerata tinggi batang 166,40 cm)
|
Ciri Spesifik
Secara fisik buah pisang mulu bebe juga memiliki ciri khas tersendiri, di antaranya bentuk buah yang khas, di mana bagian buah besar dibagian pangkal dan semakin ke ujung mengecil /mengerucut. Berdasarkan hasil pengamatan penamaan pisang mulu bebe dikaitkan dengan bentuk kelopak jantung pisang yang terbuka pada waktu reproduksi yang menyerupai mulut bebek, sehingga pisang ini dinamakan pisang mulu bebe. Sedangkan berdasar opini masyarakat, penamaan pisang mulu bebe dikaitkan dengan bentuk buah pada bagian ujungnya yang menyerupai mulut bebek.
Dilihat warna daging buah
matang pisang mulu bebe yang berwarna kuning
kemerahan (oranye), mengindikasikan kandungan vitamin C nya lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis pisang yang lainnya. Hal tersebut juga dipertegas
dari rasa buahnya yang sedikit masam pada waktu matang. Kulit buah pisang mulu
bebe termasuk ciri khas tersendiri, di mana pada waktu kulit buah yang sudah
tua dikupas, kulit buah tersebut mudah mengelupas sampai ke ujung buahnya.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara
fisik pisang mulu bebe memiliki perawakan yang langsing dengan rerata tinggi
batang 166, 40 cm dengan diameter batang 10,01 cm.
2.
Berdasarkan ciri morfologi yang diamati, pisang mulu bebe lebih
mencirikan pisang dari kelompok Musa (AA).
3.
Pisang mulu bebe mempunyai ciri spesifik, yaitu : bentuk buah yang
khas, besar di bagian pangkal dan semakin mengerucut ke ujung, kelopak jantung
yang sudah terbuka menyerupai mulut bebek, kulit buah yang tua mudah dikupas
dan daging buah masak berwarna kuning kemerahan (oranye), sedikit terasa asam
dan mengkal.
DAFTAR PUSTAKA
Espino,R.R.C., S.H. Jamaluddin, B. Silayoi, and R.E. Nasution,
1992. Musa L (Edible Cultivars). P:225-233. In Verheij, E.W.M., and R.e.
Coronel (Eds). Edible Fruits and Nuts. Plant Resources of South-East Asia No.
2. PROSEA, Bogor.
Jumari dan A. Pudjoarinto. 2000. Kekerabatan Fenetik Kultivar Pisang di
Jawa. Biologi 2 (9): 531-542
Rismunandar.
1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.
Simmonds,
N.W., 1966. Banana. 2ndEd.
Longman, London.
Stover R.H. & Simmonds
N. W. 1987. Banana. Longman Scientific and Technical, UK.
ada pdfnya atau tidak..?
BalasHapus