PROSPEK DAN KELAYAKAN PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA MAKIAN
KECAMATAN BACAN SELATAN, HALMAHERA SELATAN
Yayat Hidayat, M.
Syukur, dan Tufail I.A.
BPTP Maluku Utara
Komplek Pertanian Kusu No. 1 Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan
email : yahidz_79@yahoo.com
ABSTRAK
Aren merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu produk yang dihasilkan dari pengolahan aren adalah gula aren. Di
Desa Makian pengolahan gula aren merupakan kegiatan home agroindustri yang dikerjakan secara turun-temurun, yang didukung oleh ketersediaan faktor
sumber daya alam dan manusia. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui prospek
dan kelayakan pengolahan gula aren. Pengkajian dilakukan di Desa Makian
Kabupaten Halmahera Selatan pada Agustus 2008. Data yang diperoleh dari hasil survei
ditabulasi dan dianalisis (dalam persentase) yang kemudian dijabarkan dalam
bentuk deskriptif dengan pendekatan aspek teknis dan finansial. Dari hasil analisis finansial pada kegiatan tersebut,
nilai R/C sebesar 1,32. Berdasarkan hasil kajian pengembangan usaha pengolahan
aren menguntungkan dan perlu terus ditingkatkan dengan dukungan dari pemerintah
(stake holder).
Kata kunci : Pengolahan gula aren, home
agroindustry, kelayakan finansial
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan dan kesesuaian
sumber daya lahan, kesesuaian agroklimat serta keanekaragaman hayati yang
sangat potensial untuk pengembangan industri pertanian, termasuk perkebunan.
Aren termasuk komoditas perkebunan yang yang memiliki kesesuaian agroklimat dengan
kondisi di Indonesia. Tanaman aren (Arenga
pinnata Merr) termasuk tanaman suku pinang-pinangan (Arecaceae) yang merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yaitu biji buahnya
terbungkus daging buah.
Apabila ditinjau dari manfaatnya, aren merupakan tanaman yang dapat
menghasilkan sekitar 60 jenis produk yang bernilai ekonomi dan beberapa potensi
ekspor. Salah satu andalan produk tanaman aren adalah gula aren, tanaman aren
juga berperan sebagai pensuplai energi serta sebagai komponen pelestarian lingkungan
hidup (Smits, 2004). Pada perkembangannya, komoditas aren dalam agribisnis
berjalan lambat, hal tersebut disebabkan karena sebagian besar tanaman aren
belum dibudidayakan. Selain itu, aren dapat
dimanfaatkan mulai dari akar sampai daun, terlihat bahwa semua dapat diolah
menjadi bahan baku produk tertentu yang bernilai ekonomi tinggi (Listyati,
1994).
Sentra pertanaman aren di Maluku Utara meliputi beberapa kabupaten dan
kota. Dengan perkiraan luas total areal pada tahun 2005 adalah 2.405 ha dengan
luas panen 844 ha, produktivitas 1,22 ton/ha, total produksi sekitar 1.018 ton
dan sejumlah petani yang mengelola sebanyak 2.040 KK (Subdin Perkebunan, 2006).
Dari
luas tanam yang ada tersebut, banyak tanaman aren yang sudah tidak produktif
lagi karena tua dan rusak, untuk itu perlu diremajakan. Selain itu data
areal suatu daerah berbeda-beda menurut sumber data. Data areal tanaman aren
yang akurat belum tersedia sehingga sebelum pengembangan perlu dilakukan kajian
eksplorasi tanaman aren untuk validasi data.
Berdasarkan analisis zona agroekologi, Propinsi Maluku Utara memiliki
potensi pengembangan tanaman perkebunan termasuk aren. Salah satu sentra
tanaman aren di Maluku Utara adalah di Desa Makian Kecamatan Bacan Selatan,
Kabupaten Halmahera Selatan. Lahan potensial yang dimiliki Kabupaten Halmahera
Selatan seluas 991.056 ha, dengan topografi tergolong lahan agak curam (derajat
kemiringan 15-40 %) dan lahan curam ( > 40 %) sekitar 61,1 % sedangkan lahan
yang tergolong datar dan landai sekitar 38,9 % terdapat di wilayah pesisir.
Pengusahaan aren di Desa Makian, Kecamatan Bacan Selatan, telah dilakukan
secara turun temurun sebagai industri rumah tangga (home industry). Nurdin Elyas (2004), menyatakan bahwa industri
rumah tangga atau home industry
adalah usaha atau kegiatan untuk memproses dan mengolah suatu barang kebutuhan
rumah tangga. Di mana pengolahan nira aren menjadi gula aren merupakan proses
pengolahan yang bahan baku utamanya adalah dari produk pertanian. Hal tersebut sesuai dengan definisi agroindustri menurut
FAO (Hicks, 1996 dalam Soekartawi, 2001), suatu industri yang menggunakan bahan
baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan baku yang
digunakan berbahan baku utama dari produk pertanian.
Proses pemanfaatan nira menjadi gula aren perlu dilakukan secara
berkelanjutan (sustainable) dengan
menggunakan teknologi yang sesuai sumber daya alam, tidak ada degradasi
lingkungan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial diterima oleh
masyarakat (Soekartawi, 1998; FAO, 1989; Sajise, 1996 dalam Soekartawi 2001).
Berarti dalam pengolahannya perlu memperhatikan 1) produktivitas dan keuntungan
dapat dipertahankan atau ditingkatkan dalam jangka waktu yang relatif lama, 2)
sumber daya alam khususnya sumber daya pertanian yang menghasilkan bahan baku
agroindustri dapat dipelihara dengan baik dan bahkan terus ditingkatkan, dan 3)
dampak negatif dari adanya pemanfaatan sumber daya alam dan adanya agroindustri
dapat diminimalkan.
Usaha pengembangan aren di Desa Makian Kecamatan Bacan Selatan masih sangat
memungkinkan untuk dikembangkan dalam kegiatan agroindustri. Di samping masih
luasnya lahan-lahan tidak produktif sebagai sumber daya lahan pengembangan
aren, juga potensi sumber daya manusia yang mendukung dalam kegiatan
agroindustri aren di desa tersebut, sehingga dapat meningkatkan pendapatan
petani dari usaha tani tanaman aren dan dapat pula ikut melestarikan lingkungan
hidup.
Selama beberapa tahun terakhir,
perkembangan pengolahan gula aren di Desa Makian yang berskala rumah tangga berkembang cukup
pesat karena teknologinya cukup sederhana, peralatan serta bahan yang
diperlukan relatif mudah diperoleh di pedesaan. Namun, pada proses pemasarannya
belum didukung oleh terbentuknya lembaga pemasaran/koperasi yang secara khusus
menangani pemasaran gula aren. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengkajian
untuk 1) mengetahui prospek pengolahan gula aren di Desa Makian, 2) mengetahui
kelayakan usaha tani gula aren, dan 3) efektifitas kelembagaan pemasaran gula
aren di Desa Makian .
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Pengkajian
dilaksanakan di Desa Makian, Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera
Selatan. Pengkajian berlangsung pada Agustus 2008. Pemilihan lokasi pengkajian
didasarkan pada pertimbangan prioritas pembangunan perdesaan yang memiliki potensi
sumber daya alam sebagai penyedia bahan baku dan sebagian besar keluarga
berusaha di bidang pengolahan gula aren sebagai mata pencaharian utama.
Kebutuhan alat
Alat pemukul tandan, alat penyaring, pisau, tungku, bumbung, wajan,
rumbing, sutil, pengaduk, cetakan/ tempurung, dan alat perendam cetakan.
Analisis
Data
Sebelum
kegiatan penelitian dilaksanakan terlebih dahulu diawali dengan peninjauan
lokasi pada wilayah sentra produksi, selanjutnya penentuan pengrajin gula aren.
Jumlah penduduk di Desa Makian terdiri atas 1589 jiwa dengan jumlah 312 KK, dan
sekitar 101 orang berprofesi sebagai
pengrajin gula aren. Mata pencaharian penduduk lainnya, yaitu 284 petani, 117
orang sebagai pegawai dan 31 orang pengusaha (Monografi Desa Makian, 2007).
Penentuan pengrajin gula aren diambil sampel sebanyak 15 orang dari satu dusun
di desa Makian (Dusun III) yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama responden pengrajin
gula aren di Desa Makian
No
|
Nama
|
Umur
(tahun)
|
Pendidikan
|
|
1
|
Senen
Latumbale
|
32
|
SD
|
|
2
|
Fataha
|
55
|
SD
|
|
3
|
Parji
|
27
|
SD
|
|
4
|
Jibu
Babu
|
36
|
SD
|
|
5
|
Ladaud
Lahawani
|
42
|
SMP
|
|
6
|
Larama
|
40
|
SMP
|
|
7
|
Akun
|
26
|
SMP
|
|
8
|
Mansur
Lamara
|
32
|
SMP
|
|
9
|
Firdaus
|
34
|
SMP
|
|
10
|
Arif
|
36
|
SMP
|
|
11
|
Sofyan
|
35
|
SMP
|
|
12
|
Syahril
Ara
|
36
|
SMP
|
|
13
|
Lauma
|
34
|
SMA
|
|
14
|
Abo
Laito
|
37
|
SMA
|
|
15
|
Sahadin
|
40
|
SMA
|
Prosedur
pengkajian prospek dan kelayakan pengolahan gula aren di Desa Makian dilakukan
dengan survei awal. Pengumpulan data dilakukan melalui metode data
kepustakaan/review dan survei di lapangan serta teknik wawancara langsung
menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner terkait proses pengolahan gula,
analisis usaha dan proses pemasaran. Data yang diperoleh dari hasil survei
ditabulasi dan dianalisis (dalam persentase) yang kemudian dijabarkan dalam
bentuk deskriptif dengan pendekatan aspek teknis dan finansial. Pengumpulan
data meliputi data primer dari petani aren berkaitan dengan produksi, harga
jual, dan pemasaran.
Analisis
sosial dan ekonomi berupa analisis tingkat pendapatan pengrajin gula aren
dilakukan dengan metode finansial R/C ratio yaitu imbangan penerimaan dan biaya
(Soekartawi, 2002). Cara perhitungan R/C ratio adalah sebagai berikut :
total penerimaan
R/C
= ----------------------
total biaya
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.
Pemilihan dan
Penyadapan Nira
Nira aren dihasilkan
dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina.
Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan
kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira
hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan
dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
ü Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga
jantan yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat
dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna
kuning tertutup oleh tepung sari yang jatuh.
ü Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul
serta mengayun-ayunkannya agar dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan
pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua hari
pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali. Untuk
mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun
tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah
(dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut
mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
Penyadapan dilakukan
dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh. Kemudian pada
potongan tongkol dipasang bumbung bambu sebagai penampung nira yang keluar.
Penyadapan nira
dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Rata-rata hasil sadapan
nira tiap harinya 10-15 liter, tergantung banyaknya jumlah pohon aren yang
disadap. Pada setiap penggantian bumbung bambu dilakukan pembaharuan irisan
potongan dengan maksud agar saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira
dapat keluar dengan lancar. Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat
dilakukan penyadapan selama 3 – 4 bulan sampai tandan mengering.
2.
Cara pengolahan
1)
Ambil bumbung dan
dibersihkan, kemudian diberi kapur sirih basah seujung sendok teh.
2)
Bersihkan alat-alat
pembuatan gula aren.
3)
Pengambilan nira
sebaiknya dua kali dalam sehari untuk menghindari keasaman.
4)
Masak nira selama
kurang lebih 3-4 jam sesuai dengan banyaknya nira yang dimasukkan ke wajan.
Masak dalam panas api lebih dari 200 0C dengan sebaran panas yang
merata.
5)
Jika nira sudah
mulai mengental, maka bagian pinggir wajan harus digosok dengan alat sutil agar
tidak terlalu banyak gula yang mengering di pinggir.
6)
Setelah benar-benar
menjadi gula, kemudian diangkat dari api, digosok bagian pinggir adonan dengan
gerakan melingkar selama kurang lebih ½ - 1 jam.
7)
Rendam cetakan
dalam air beberapa menit. Masukkan gula dalam cetakan dan biarkan selama 10
menit.
8)
Selanjutnya dikemas
dengan daun pisang dan untuk siap di pasarkan. (proses pengolahan gula aren
dapat dilihat pada Lampiran)
3. Proses Pengolahan Gula Aren
Pembuatan gula aren pada prinsipnya terdiri atas proses
pemanasan, pengadukan dan pencetakan, seperti yang terdapat pada diagram alir
(Gambar 1).
4. Prospek Gula Aren di Desa Makian
a.
Faktor Endowment atau Faktor Sumber Daya yang Melimpah
Dilihat
dari potensi sumber daya alam yang mendukung, peluang pengembangan aren di desa
Makian masih terbuka. Di mana luas areal pertanaman aren sekitar 450 ha dengan
kepadatan populasi aren di desa Makian rata-rata antara 35 – 50 pohon/ha, dan
pohon aren tersebut tumbuh liar di lahan-lahan petani tanpa dibudidayakan
secara intensif. Pemanfaatan pohon aren tersebut dimanfaatkan dengan diambil
niranya oleh masyarakat untuk diolah menjadi gula aren. Rata-rata pengrajin
gula aren di Desa Makian menyadap pohon aren antara 20 – 25 pohon/hari.
Nira
yang dihasilkan per pohon di desa Makian rata-rata 10 – 15 L/hari dengan penyadapan
dilakukan pagi dan sore. Produksi gula yang dihasilkan dari penyadapan sekitar
25 pohon aren, dihasilkan + 72 buah gula aren atau + 24 kg/hari.
Dengan adanya potensi sumber daya pertanian yang melimpah tersebut, maka dalam
kegiatan agroindustri produk gula aren dari desa Makian mempunyai daya saing
yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
b.
Sumber Daya Manusia
Daya
dukung sumber daya manusia di desa Makian dalam pengolahan gula aren sangat
potensial, di mana pengusahaan aren tersebut telah dilakukan secara
tutun-temurun (home industry).
Pengolahan gula aren merupakan usaha pokok bagi sebagian masyarakat yang
berusaha dalam pengolahan gula aren, sedangkan usaha pertanian khususnya
tanaman perkebunan biasanya dijadikan sebagai usaha sampingan dalam mengisi
waktu-waktu luang pada proses pengolahan gula aren tersebut. Dalam proses
pengolahan gula aren tersebut, biasanya dikerjakan oleh tenaga kerja dalam
keluarga. Di mana pada proses penyadapan dilakukan oleh kepala keluarga/anak yang
dewasa, sedangkan pada proses pengolahan dilakukan oleh beberapa orang (ayah,
ibu dan anak) yang biasanya dilakukan pada siang hari setelah nira terkumpul.
Sehingga dengan banyaknya pengrajin gula aren yang profesional tersebut
merupakan potensi bagi pengembangan gula di desa Makian dalam kegiatan
agroindustri.
Pengolahan
gula aren di desa Makian yang dilakukan dalam skala home industry dilakukan secara kontinyu. Gula aren dipasarkan
langsung ke pasar lokal melalui pedagang pengumpul, sehingga ketersediaan gula
aren untuk di pasar-pasar lokal di wilayah Halmahera Selatan dapat terus
tersedia. Potensi yang dimiliki di desa Makian tersebut merupakan keunggulan
komparatif yang perlu dikembangkan dalam kegiatan agroindustri pengolahan gula
aren sebagai usaha home industry. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Bungaran
Saragih (2001) pengertian yang lebih operasional dari keunggulan daya saing
adalah kemampuan untuk memasok barang dan jasa pada waktu, tempat, dan bentuk
yang diinginkan konsumen, baik di pasar domestik maupun pasar internasional,
pada harga sama atau lebih baik dibandingkan dengan pasar pesaing, dengan
keuntungan paling tidak sebesar biaya opportunitas sumber daya yang digunakan.
5. Analisis Usaha Tani
Analisis finansial menunjukkan pengusahaan aren di desa
Makian sangat menguntungkan. Pada pengusahaan gula aren secara riil, tenaga
pengolah dan bahan bakar kayu tidak dikenakan biaya. Hal ini dikarenakan tenaga
pengolah adalah tenaga kerja keluarga sehingga pada kenyataannya tidak diperhitungkan,
sedangkan bahan bakar kayu menggunakan kayu yang ada di kebun petani/pengolah,
dari hutan yang letaknya berdekatan dengan kebun petani/pengolah.
Berdasarkan
hasil analisis finansial dengan memperhitungkan semua masukkan (input) termasuk tenaga kerja dalam
keluarga dan bahan bakar kayu disetarakan berdasarkan pembelian dari orang
lain, dalam proses produksi gula aren di desa Makian, ternyata masih tetap
memberikan keuntungan. Dari analisis tersebut, rata-rata produksi petani
pengolah gula aren per bulan dengan rerata hari efektif 22 hari kerja
sebanyak 1.584 buah dengan harga jual
Rp. 3.000,- /buahnya, sehingga penerimaan yang didapat petani sebesar Rp.
4.752.000/ bulan. Keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 1.147.500,- dan
nilai R/C-nya 1,32 berarti bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan dari kegiatan
agroindustri gula aren akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,32. Maka
kegiatan pengolahan gula aren sebagai kegiatan home industry di Desa Makian layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan.
Tabel 2. Analisis usaha pengolahan
gula aren per bulan di desa Makian
Sumber
: Data primer diolah
Kelembagaan, Pemasaran, dan Prospek Pengembangan
Pemerintah Daerah harus mengambil
kebijakan yang mencakup seluruh aspek yang berkenaan dengan budi daya aren
sampai dengan proses pemasaran. Peran stake
holder dalam usaha tani gula aren sangat menentukan keberhasilan
pengembangan gula aren khususnya di Desa Makian, Kecamatan Bacan Selatan,
Kabupaten Halmahera Selatan. Kebijakan tersebut antara lain : (1) memfasilitasi
sistem usaha pengolahan hasil aren bersama investor dan stake holder lainnya
dalam rangka menumbuhkembangkan agroindustri (off farm ); (2) koordinasi
dengan instansi terkait untuk pengembangan gula aren terutama Dinas Perkebunan,
Industri dan Perdagangan, Koperasi, dan Bappeda; (3) meningkatkan jaringan kerja antarpetani produsen dengan para
asosiasi pengumpul gula merah di daerah, antardaerah maupun nasional dan menyediakan informasi
pasar; (4) pembangunan sarana dan prasarana pendukung untuk memperlancar akses
transportasi dan pemasaran; (5) mengadopsi teknologi untuk mendukung budi daya
aren dan pasca panen pengolahan gulan aren; dan (6) menetapkan kawasan
pengembangan aren di Kabupaten Halmahera Selatan yang potensial dan sesuai
agroklimatnya, sentra baru penghasil gula aren.
Guna mendukung pengembangan usaha
tani pengolahan gula aren di Desa Makian diperlukan optimalisasi pemanfaatan
seluruh petani dalam mengelola usaha taninya melalui pembinaan berorganisasi (kelompok
tani) serta memanfaatkan lembaga yang sudah ada seperti UPP, Koperasi,
menciptakan koordinasi yang baik antara perangkat-perangkat yang terkait dalam
melaksanakan pembinaan serta menumbuhkembangkan dan membina kelembagaan petani,
membangun kerja sama yang setara atau saling menguntungkan, baik investor
bidang industri maupun eksportir dengan petani, melalui lembaga petani
(kelompok atau koperasi).
Dalam hal ini, pemasaran gula aren di Desa Makian
masih belum optimal, bahkan masih belum terorganisasi dengan baik. Pemasaran produk aren berupa gula aren yang dilakukan
pengrajin gula aren pada umumnya dilakukan petani/pengolah dengan menjual ke
kios atau pedagang pengumpul desa setempat. Biasanya pemasaran produk aren yang
langsung dijual petani ke pasar tradisional relatif kurang. Adapun alur pemasaran gula aren dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram pemasaran gula aren
Apabila
dalam pemasaran gula aren di Desa Makian telah terorganisasi dengan baik,
misalnya dengan dibentuknya koperasi yang menampung gula aren, dengan
terorganisasinya pemasaran gula aren tersebut akan mengefisienkan rantai tata
niaganya. Secara garis besar biaya tata niaga digunakan untuk pengumpulan,
pengangkutan dan distribusi. Dalam tata niaga gula aren ketiga jenis biaya
tersebut belum tentu dikeluarkan oleh setiap mata rantai lembaga tata niaga
tersebut. Sehingga dengan mengoptimalkan rantai tata niaga tersebut dapat
memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar bagi pengrajin gula aren.
Beberapa permasalahan yang dihadapi di tingkat pengrajin
gula aren, salah satunya yaitu rendahnya perhatian terhadap sistem pengemasan
/pengepakan untuk menarik minat konsumen, sehingga diperlukan perbaikan sistem
pengemasan gula aren yang dapat menarik minat konsumen.
SIMPULAN
1.
Pengembangan gula aren di desa Makian sangat
prospektif, hal tersebut dapat dilihat dari potensi sumber daya (faktor endowment) dan faktor sumber daya
manusia yang ada, sehingga pengembangan agroindustri aren sangat potensial. Hal
tersebut dilihat luas areal pertanaman aren + 450 ha, dengan populasi
rerata 35-50 pohon/ha dan produksi nira rerata 10-15 liter/pohon per hari pada
pohon yang produktif.
2.
Secara finansial, pengolahan gula aren memberikan
keuntungan yang besar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai R/C > 1.
3. Rantai pemasaran gula aren di desa Makian masih
kurang efektif, di mana pemasaran gula aren masih melalui pedagang
pengumpul/agen.
SARAN
1.
Diharapkan dengan tersedianya potensi aren di
Halmahera Selatan, pemerintah selaku pemegang kebijakan dapat lebih
meningkatkan pengembangan agroindustri aren dengan lebih meningkatkan peran
serta stake holder terkait maupun
peluang-peluang kerja sama dengan pihak swasta.
2.
Pemerintah
diharapkan mengarahkan untuk membentuk dan membina kelembagaan dalam
meningkatkan agroindustri aren sebagai home
industry, sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
pengrajin gula aren.
3.
Adanya
introduksi teknologi agar gula aren tidak saja dijual dalam bentuk batangan,
tapi dapat dibuat tepung gula/(gula semut) atau gula aren cair dalam kemasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Desa Makian. 2007. Monografi
Desa 2006.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Propinsi
Maluku Utara. 2006. Laporan Tahunan 2006.
Elyas, Nurdin. 2004. Sukses
dengan Home Industry. ABSOLUT Yogyakarta.
Listyati, D. 1994. Tanaman
Aren (Arenga pinnata Merr) dan Pemanfaatannya di Jawa Barat. Buletin
Balitka No. 2000 hal 47 – 52.
Saragih, Bungaran. 2001.
Suara dari Bogor, Membangun Sistem
Agribisnis. Sucofindo Bogor.
Soekartawi.
2002. Analisis Usaha Tani.
Universitas Indonesia Press. Hal 85-87.
Soekartawi. 2001. Pengantar
Agroindustri. PT. Raja Grafindo
Persada Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar