Pendahuluan
palawija yang kebutuhan nasionalnya masih diimpor karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat. Selain untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan, jagung juga digunakan untuk kebutuhan lain seperti pakan ternak. Meningkatnya permintaan jagung membuka peluang bagi masyarakat untuk pengembangan usaha agribisnis jagung.
Komponen budidaya jagung yang penting adalah penggunaan benih varietas unggul, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan (penyulaman, pembumbunan, pemupukan, pengendalian hama penyakit) panen dan pascapanen. Semua komponen tersbut harus dikelola secara terpadu dengan memperhatikan kondisi lahan dan kondisi social ekonomi masyarakat setempat.
Syarat Tumbuh
1. TANAH
Tanaman jagung menghaedaki tanah gembur dan subur,kaya akan humus,dan bertekstur lempung berdebu atau berpasir.dengan pH tanah 5,5—7,5 bila ph kurang dari 0,5 perlu dilakukan pengapuran. Tanaman jagung menghendaki sinaran matahari penuh Untuk pertumbuhan dan produksi yang optimum jagung memerlukan sinar matahari penuh (tidak terlindung). Tanaman yang terlindung dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil.
2. SUHU
Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman jagung yaitu 230 -270 C. Curah hujan yang merata selama pertumbuhan tanaman jagung sangat diperlukan. Jagung memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya khususnya pada saat menjelang berbunga dan pengisian biji. Curah hujan yang optimal adalah 100 – 200 mm/bulan.
Pengolahan Tanah
Tanah diolah secara sempurna dengan 2 kali pembajakan dan pembuatan bedengan dengan panjang dan lebar disesuaikan. Pengolahan tanah dapat menggunakan tenaga manusia,sapi maupun mesin (traktor) kedalaman olah 15 - 25 Cm lalu diratakan
Penanaman
Varietas jagung yang ditanam dapat berupa jagung komposit atau hibrida. Kebutuhan benih untuk varietas jagung komposit (Lamuru, dll ) adalah 25 kg/ha, sedangkan yang hibrida : Bima 2, Bima 5 , Pioneer 5 dan Pioneer 6, Srikandi Kuning masing-masing 20 kg/ha .
Jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 biji/lubang) atau 75 cm x 20 cm (1 biji/lubang). Cara tanam ditugal 2-3 biji per lubang sedalam 3-4 cm sesuai dengan jarak tanam. Kedalaman lubang tugal sangat tergantung pada keadaan tanah. Bila keadaan tanah cukup lembab maka penanaman jagung dapat dilakukan sedalam 2,5 cm. Jika tanah agak kering penanaman dilakukan sedalam 5 cm. Masukkan benih dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau pupuk kandang.
Pemeliharaan
I. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman yang tidak tumbuh atau kurang dari dua tanaman per rumpun perlu dilakukan penyulaman. Jika tumbuh lebih dari dua tanaman per rumpun dijarangkan. Waktu penyulaman dan penjarangan pada umur 1 minggu setelah tanaman tumbuh.
II. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada umur 4 minggu bersamaan penyiangan pertama, untuk memperkokoh, tanaman serta memperbaiki dainase.
III. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu :
· Penyiangan pertama pada umur 4 MST
· Penyiangan kedua 45 HST
IV. Pemupukan
Pemberian pupuk merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk disesuaikan dengan keadaan kandungan hara dalam tanah berdasarkan hasil analisa tanah dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). Pemberian pupuk posphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan nitrogen akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan dan buah terbentuk sebelum waktunya.
Gejala kekurangan unsur fosfor jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda, dimana daun berwarna ungu tetapi akan berubah kembali menjadi hijau bila segera mendapatkan cukup fosfor. Tanaman yang kekurangan kalium memperlihatkan keadaan layu, bagian tepi daun mula-mula kuning (klorosis), kemudian kecoklat-coklatan dan akhirnya kering seperti terbakar.
- Penggunaan pupuk (jagung komposit/hibrida)
Pupuk Organik : 1 - 2 Ton/ha
Urea : 200 – 300 kg/ha
TSP/SP36 : 100 – 150 kg/ha
KCl : 50 – 100 kg/ha
- Waktu Pemberian Pupuk (jagung komposit)Pupuk diberikan 2 kali.
· Pemupukan pertama yaitu 7 – 10 hari setelah tanam
(Pupuk Organik 1-2 Ton/ha + 100 kg Urea/ha + 100 – 150 kg SP36 /ha + 50 – 100 kg KCl/ha)
· Pemupukan kedua yaitu 30 – 35 hari setelah tanam
(100 – 200 kg Urea/ha)
Pupuk diberikan 3 kali.
· Pemupukan pertama yaitu bersamaan saat tanam (100 kg Urea/ha + 100 – 150 kg SP36 /ha + 50 – 100 kg KCl/ha
· Pemupukan kedua yaitu 28 – 30 hari setelah tanam (100 – 150 kg Urea/ha)
· Pemupukan ketiga yaitu 45 hari setelah tanam (100 – 150 kg Urea/ha)
- Cara pemberian pupuk
Pupuk diberikan dengan cara tugal/larikan pada jarak + 10 cm di samping tanaman setelah pupuk dimasukkan, lubang segera di tutup dengan tanah untuk mencegah penguapan.
V. Roguing
Dilakukan 50 hst dengan mencabut malai yang menyimpang dari warna sebenarnya
VI. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama
Hama yang biasa menganggu tanaman jagung adalah penggerek batang, penggerek tongkol dan belalang.
· Penggerek batang dikendalikan dengan menaburkan 3-4 butir insektisida karbofuran pada setisp pucuk tanaman yang terserang 2 minggu setelah tanam.
· Penggerek tongkol dikendalikan dengan pemberian insektisida karbofuran melalui tanah bersamaan dengan pemupukan terakhir sebanyak 10 kg/ha.
· Belalang dikendalukan dengan menggunakan Regent 1 liter/ha.
- Penyakit
· Bulai
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Sclerospora maydis. Serangan menimbulkan garis-garis kholorosis yang sejajar dengan tulang daun, sehingga
menyebabkan daun berwarna putih kekuningan yang dimulai dari pangkal daun. pembentukan tongkol tidak sempurna, klobot tidak berkembang baik dan jumlah biji sedikit.
Sebelum tanam sebaiknya benih diberi perlakuan benih, 1 kg benih dicampur dengan 2 g Ridomil atau Saromil yang dilarutkan dalam 7,5 -10,0 ml air.
Panen dan Pasca Panen
Jagung dipanen 105-110 hari setelah tanam jika klobot sudah mongering dan berwarna coklat muda, biji mengkilap dan jika ditekan kuku tidak membekas. Panen dilakukan dengan cara membuka klobot dan tongkol dipetik.
Selanjutnya tongkol dikeringkan sampai kadar air mencapai 14%. Pengeringan dapat dilakukan dengancara dijemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering.
Pemipilan dilakukan dengan menggunakan mesin pemipil atau menggunakan tangan. Hasil pipilan dikeringkan lagi sampai kadar air mencapai 12-14%. Sebelum disimpan atau dipasarkan, dialkukan penyortiran dengan membersihkan biji jagung dari kotoran, biji pecah dan biji kecil. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah serangan jamur dan hama selama penyimpanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar